Jangan percaya mendung yang berjanji
Karena tak lama hujan mereda
Jangan percaya indah pelangi
Karena sebentar 'kan pudar warna
Jangan percaya sinar mentari
Karena akan redup oleh senja
Aku pun tak percaya musim kini
Karena musim tak tepati janji
Datang tak tentu pergi tak pasti
Belum masanya tapi berganti
Aku tak hendak berharap mendung
Karena darimu kudapatkan teduh
Ku resap sejuk senyummu
Kau dinginkan bara hatiku
Aku tak menanti pelangi menjelma
Karena darimu ku dapatkan warna
Derai tawamu beribu rona
Hiasi jiwa tiada hampa
Aku tak menunggu mentari
Cukup hadirmu hangatkan diri
Guraumu memuai hati
Asa semangatku bersemi api
Kau kekasih ...
Ku nanti bak awan menaungi
Ku kagumi laksana pelangi nurani
Ku maknai mentari hati
...jakarta, januari'10
Sabtu, 02 Januari 2010
Sesal
Hariku semakin sore
Buram indraku memandang
Hela nafas tak lagi bebas
Tiang raga menunduk renta
Soreku tak indah
Harusnya kukulum bangga
Mestinya kusungging bahagia
Tapi ternyata kutelan gelisah
Soreku tak teduh
Tiap hentiku adalah keluh
Tentu salahku di siang hari
Aku kini bermandi benci
Bahkan soreku hujan
Kutahan gigil badan
Pernah kusesali muda
Saat aku menghambur usia
Soreku kian larut
Sesaat mungkin malamku menjemput
Bekal lentera yang baru kuhimpun
Kusadari takkan cukup
Buram indraku memandang
Hela nafas tak lagi bebas
Tiang raga menunduk renta
Soreku tak indah
Harusnya kukulum bangga
Mestinya kusungging bahagia
Tapi ternyata kutelan gelisah
Soreku tak teduh
Tiap hentiku adalah keluh
Tentu salahku di siang hari
Aku kini bermandi benci
Bahkan soreku hujan
Kutahan gigil badan
Pernah kusesali muda
Saat aku menghambur usia
Soreku kian larut
Sesaat mungkin malamku menjemput
Bekal lentera yang baru kuhimpun
Kusadari takkan cukup
Kuhitung Tahun
Sekian hari
Aku tak pernah mengingat
Sekian bulan
Aku pun tak pernah mencatat
Tapi..
Sekian tahun
Aku bisa menghitungnya dengan tepat
Pasti...
Karena dengan sorai itu
Aku mengingat genggammu
Karena dengan raung terompet itu
Aku terikat janjimu
Karena cercah kembang api itu
Aku mengenang kilau matamu
Empat kali kucincang tahun
Sejak kau meledakkan riangku
Betul...
Aku ingat, itu empat tahun
Sejak ku pestakan hatiku karena anggukmu
Kembang api telah padam
Karena pagi tahun baru telah terbit
Bukan terpa angin buat kau pergi
Bukan karena terpa hujan buat kau lari
Semua karena jelaga diri
Kenapa kau tahu terlalu pagi
Tak kusalahkan tahun
Karena tahun pasti berganti
Tak kumaki tahun yang baru
Karena tak akan melenyapkan kenang
Tahun ini akan kuhabiskan
Dengan menunggu saatnya ditinggalkan
Tapi..
Tahun barupun takkan kurayakan
Karena teringat akan kehilangan
...
Aku tak pernah mengingat
Sekian bulan
Aku pun tak pernah mencatat
Tapi..
Sekian tahun
Aku bisa menghitungnya dengan tepat
Pasti...
Karena dengan sorai itu
Aku mengingat genggammu
Karena dengan raung terompet itu
Aku terikat janjimu
Karena cercah kembang api itu
Aku mengenang kilau matamu
Empat kali kucincang tahun
Sejak kau meledakkan riangku
Betul...
Aku ingat, itu empat tahun
Sejak ku pestakan hatiku karena anggukmu
Kembang api telah padam
Karena pagi tahun baru telah terbit
Bukan terpa angin buat kau pergi
Bukan karena terpa hujan buat kau lari
Semua karena jelaga diri
Kenapa kau tahu terlalu pagi
Tak kusalahkan tahun
Karena tahun pasti berganti
Tak kumaki tahun yang baru
Karena tak akan melenyapkan kenang
Tahun ini akan kuhabiskan
Dengan menunggu saatnya ditinggalkan
Tapi..
Tahun barupun takkan kurayakan
Karena teringat akan kehilangan
...
Langganan:
Postingan (Atom)