Jumat, 30 Juli 2010

Padam

Api itu padam seketika
Nyala cahaya sudah sirna
Tak bersisa bara
Bahkan, abu tak hangat teraba

Lama sudah kujaga api
Ketika malam dingin sunyi
Saat hujan coba membasahi
Kala tirai gulita menyelimuti

Walau akhirnya pagi datang
Cahaya api terhapus siang
Seolah tak butuhkanmu karna benderang
Kujaga dengan setia tiada kurang

Api itu mati sudah
Malam malam dinginkan darah
Badanku beku dalam lelah
Aku teronggok bak sampah

Diriku ngengat rindu api
Mataku harap silau lagi
Tanpa sinarnya tiada mimpi
Tanpa hangatnya akupun mati


jakarta 2010

Sabtu, 02 Januari 2010

Kau Kekasih

Jangan percaya mendung yang berjanji
Karena tak lama hujan mereda
Jangan percaya indah pelangi
Karena sebentar 'kan pudar warna
Jangan percaya sinar mentari
Karena akan redup oleh senja

Aku pun tak percaya musim kini
Karena musim tak tepati janji
Datang tak tentu pergi tak pasti
Belum masanya tapi berganti

Aku tak hendak berharap mendung
Karena darimu kudapatkan teduh
Ku resap sejuk senyummu
Kau dinginkan bara hatiku

Aku tak menanti pelangi menjelma
Karena darimu ku dapatkan warna
Derai tawamu beribu rona
Hiasi jiwa tiada hampa

Aku tak menunggu mentari
Cukup hadirmu hangatkan diri
Guraumu memuai hati
Asa semangatku bersemi api

Kau kekasih ...
Ku nanti bak awan menaungi
Ku kagumi laksana pelangi nurani
Ku maknai mentari hati

...jakarta, januari'10

Sesal

Hariku semakin sore
Buram indraku memandang
Hela nafas tak lagi bebas
Tiang raga menunduk renta

Soreku tak indah
Harusnya kukulum bangga
Mestinya kusungging bahagia
Tapi ternyata kutelan gelisah

Soreku tak teduh
Tiap hentiku adalah keluh
Tentu salahku di siang hari
Aku kini bermandi benci

Bahkan soreku hujan
Kutahan gigil badan
Pernah kusesali muda
Saat aku menghambur usia

Soreku kian larut
Sesaat mungkin malamku menjemput
Bekal lentera yang baru kuhimpun
Kusadari takkan cukup

Kuhitung Tahun

Sekian hari
Aku tak pernah mengingat
Sekian bulan
Aku pun tak pernah mencatat
Tapi..
Sekian tahun
Aku bisa menghitungnya dengan tepat

Pasti...
Karena dengan sorai itu
Aku mengingat genggammu
Karena dengan raung terompet itu
Aku terikat janjimu
Karena cercah kembang api itu
Aku mengenang kilau matamu

Empat kali kucincang tahun
Sejak kau meledakkan riangku
Betul...
Aku ingat, itu empat tahun
Sejak ku pestakan hatiku karena anggukmu

Kembang api telah padam
Karena pagi tahun baru telah terbit

Bukan terpa angin buat kau pergi
Bukan karena terpa hujan buat kau lari
Semua karena jelaga diri
Kenapa kau tahu terlalu pagi

Tak kusalahkan tahun
Karena tahun pasti berganti
Tak kumaki tahun yang baru
Karena tak akan melenyapkan kenang

Tahun ini akan kuhabiskan
Dengan menunggu saatnya ditinggalkan
Tapi..
Tahun barupun takkan kurayakan
Karena teringat akan kehilangan


...